Rabu, 19 September 2012

Sangat Bermasalah

Toshiba L735
Tidak ada manusia yang terlepas dari masalah. Bahkan ada mausia yang sangat menyukai masalah, hingga ia mencari-cari masalah. Contohnya bisa dilihat dari anak-anak sekolah yang suka tawuran. Ckck.. Ada juga yang tidak suka didatangi masalah. Contohnya? Aku. Sayangnya, tidak semua orang yang tidak suka didatangi masalah, lolos dari perhatian masalah itu sendiri. Allah memang adil.

Sekeras apapun aku mencoba untuk tidak terkena masalah, hasilnya tidak sesempurna yang kuharapkan. Aku menghindari masalah, tetapi masalah mencariku. Sehingga kami bertemu, layaknya berjodoh. Kali ini masalah memberikan satu buku tebal tentang laptop.

Seperti kebanyakan orang yang memiliki barang baru, aku senang melebihi batas. Laptop baru, dengan tanggal beli 15 September 2011, bermerk Toshiba L735 coklat. Seperti diberi mainan baru, aku terlalu excited pada laptopku ini. Mulai dari gaming, nonton film, dan banyak lagi.

Saking excited-nya, aku tidak menyadari bahwa sedikit demi sedikit laptopku mulai melemah. Awalnya, gejala aneh muncul dari baterai laptopku. Windows 7 milikku mendeteksi bahwa baterai tidak terdeteksi. Usut punya usut, ternyata baterai laptopku sudah mulai aus. Karena itu, asumsi awal, jika aku melepas baterai laptop, maka beterai akan awet.

Baterai
Selang satu bulan, laptop masih dalam keadaan prima meskipun baterai tidak sesehat awalnya. Dan pada suatu siang yang cerah, aku sedang berleha-leha dengan temanku. Muncul inisiatif untuk menyalakan laptop. Dan ketika dinyalakan. Ups! Tampilan laptopku agak amburadul. Warnanya jadi kacau. Dalam keadaan sangat down, aku bingung setengah mati. Apa yang salah dengan laptopku?!

Keesokan harinya, aku membawa laptopku ke Dieng, Malang, untuk diservis. Dan entah mengapa, laptopku tidak menunjukkan gejala-gejala kerusakan. Karena itu, bagian servis tidak dapat mendeteksi apa penyakit laptopku ini. Sambil putus asa, aku mewawancarai si Mbak Servis.

"Mbak, kalo gejalanya kayak gitu, kira-kira apanya yang rusak?"
Sambil senyum, Mbak Servis berkata, "biasanya LCD atau VGA."
"Kira-kira habis biaya berapa mbak?"
"Kalo LCD, paling banyak 1,5 juta. Kalo VGA, mending beli laptop baru."

JLEB! Duit dari manaaaaa?! Rasanya nyesek seketika. Dan yang paling bikin sesak, hari saat laptopku nge-hank adalah tanggal 16 September. Satu hari setelah tanggal masa garansi habis. Please... Meninggalkan apa yang dikatakan Mbak Servis, barusan aku searching di google tentang masalah ini dan menemukan sebuah percakapan di Yahoo. Dan sangat pas dengan keadaan yang kualami...
Yahoo! Answer - Masalahku banget

Yahoo! Answer - Akar masalah
Mungkin dengan beredarnya posting ini, tidak ada lagi yang terkena masalah dengan baterai laptop. Amin..

Mengejar Bukan Berarti Berlari

Futsal - Part of My Life
Beberapa minggu ini, setiap latihan futsal di hari Selasa malam, aku nebeng teman. Maklumlah, nggak ada kendaraan plus sikon yang nggak tepat untuk naik angkutan. Mau nggak mau, aku juga harus mengikuti aturan main kendaraannya temeaku ini. Tenang aja, dia cewek kok. Tetapi disinilah letak permasalahannya.

Bisa dianggap wajar jika cewek tertarik dengan cowok yang bisa dibilang hebat di dunia olahraga. Untuk pembahasan kali ini, aku mengkhususkan untuk cowok yang hebat dalam bermain futsal. Mungkin dari permainan yang keren, macho, atau memang berwajah istimewa, para cewek menilai cowok-cowok ini.

Hari Selasa minggu lalu, dari belasan anggota tim futsal cewek, hanya empat yang hadir, termasuk aku dan temanku itu. Sedangkan dari kubu futsal cowok, aku bisa bilang kalau terlalu banyak yang hadir. Satu lapangan futsal kurasa tidak cukup untuk mereka. Nah, disinilah awal mulanya..

Zayn Malik Asli Tanpa KW
Dua teman tim futsal cewek disebelahku, malah asyik ngerumpi. Dari yang kutangkap, maaf nguping, mereka membicarakan salah satu dari cowok-cowok di dalam lapangan. Mereka menyebutnya 'Zayn Malik KW Super'. Harus kuakui kalau si Zayn Malik KW Super ini memang tinggi, putih, dan mungkin semua kriteria cowok idaman wanita ada padanya. Dengan gayanya yang sok cuek tapi suka curi-curi pandang ke cewek-cewek yang lagi nggosipin dia, rasanya aku cuma bisa nyengir kuda. Ini orang PD amet!

Masalah kedua muncul dari teman yang dengan kelembutan hatinya selalu nebengin aku. Latihan sudah selesai, sudah saatnya untuk pulang. Aku naik ke atas motor temanku ini. Sudah siap untuk berangkat, eh ternyata temanku ini langsung ngebut. Awalnya aku nggak tau kenapa ini anak main kebut-kebutan. Tetapi setelah tau siapa yang ada di depan, aku geleng-geleng kepala. Temanku ini, lagi ngejar kecengannya. Please..

Bukannya malah ngobrol-ngobrol sama kecengannya, eh, mereka berdua seperti sedang duel one on one. Siapa cepat, dia menang. Aku yang merasa menjadi korban cuma bisa diam, berdoa. Karena harus menurunkanku di jalan dekat asrama, temanku ini terpaksa berhenti. Setelah memberi salam perpisahan yang basa-basi, temanku kembali ngebut. Kembali mengejar kecengannya.

Selama perjalanan menuju asrama aku berpikir. Apa untuk mengejar sesuatu, diharuskan untuk berlari? Harus membahayakan diri sendiri? Atau memang seharusnya melakukan keduanya? Kalaupun iya, aku mungkin tidak bisa terlalu berlari atau bahkan membahayakan diri. Aku mengikuti alurku, walaupun terkadang lambat. Dan kurasa yang kuperlukan hanyalah sebuah dorongan untuk lebih cepat, tetapi bukan berlari.